Friday, March 18, 2011

Minimnya Bantuan Psikologis bagi Penyintas

Hasil penelusuran Tim Insan Parahita, ketika terjadi longsor selasa, 23/2/2010. Di Perkebunan Teh Dewata,  Desa Tejolaya, Kecamatan Pasir Jambu, Ciwidey, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Serta banjir yang melanda sebagian Bandung. Lokasi kejadian berjarak 60 km dari Kota Bandung dan membutuh waktu 3 (tiga) jam. Sekitar 60 orang warga yang bermukim di sekitar Perkebunan, dilaporkan tertimbun longsoran dan empat di antaranya ditemukan dalam keadaan meninggal dunia.

Ada sekitar 100 anak yang mengalami “shock” dan kemungkinan ada yang mengalami trauma, ada satu sekolah dasar (SD) yang tertimpa longsor. Sebagain besar masih merasa ketakutan bila ada angin kencang, hujan, suara kendaraan yang keras. Sebagian lagi anak-anak masih sering menangis tiap tengah malam, gelisah dan merasa cemas bila melihat tanah berserakan tanah.

Minimnya bantuan psikologis untuk memulihkan kondisi traumatis pada penyintas, merupakan kondisi yang kerap kita jumpai dimana-mana. So, perlu ada kerja sama kita semua untuk sedikit memberi manfaat bagi sesama.

Wednesday, March 16, 2011

Tujuan Pendampingan Psikososial

Pendampingan atau yang sering dikenal dengan fasilitator merupakan bentuk aplikasi kegiatan yang melibatkan masyarakat secara langsung, adapun tujuan pencapaiannya adalah : 
a.   Bersama komunitas mengidentifikasi masalah psikososial yang masih ada.
b.   Memberikan penanganan psikososial pada kasus yang ditemukan (kasus individu dan komunitas).
c.   Memberikan psiko-edukasi tentang aspek psikososial pasca bencana.
d.   Bersama komunitas mengembangkan kerja bersama dan mekanisme rujukan.
e.   Bersama komunitas mengembangkan kelompok-kelompok dukungan (support groups) untuk penguatan psikososial komunitas.

      Nah dari sini tindak lanjut yang sering diberikan adalah, bagaimana menjadikan komunitas memiliki pemahaman yang relatif sama dalam penanganan bencana, so... perlu ada pelatihan, pelatihan dasar inilah yang penting untuk mengembangkan komunitas. adapun bentuknya disesuaikan dengan kondisi kebutuhan psikologis komunitas :

Pelatihan Pertolongan Pertama Psikologi (PFA):
a.   Memberikan pengetahuan dasar tentang prinsip-prinsip pertolongan pertama psikologi/ psychology first aid.
b.   Memberikan pengetahuan tentang tahap-tahap pertolongan pertama psikologi/psychology first aid.
c.    Melatih sejumlah keterampilan dasar yang dibutuhkan untuk melakukan pertolongan pertama psikologi/psychology first aid.

Pelatihan Pendampingan Psikososial Berbasis Komunitas:
a.   Memberikan pengetahuan dasar tentang prinsip-prinsip pendampingan psikososial berbasis komunitas.
b.   Memberikan pengetahuan mengenai sejumlah prinsip dan teknik identifikasi kebutuhan pendampingan psikososial berbasis komunitas.
c.  Memberikan pengetahuan mengenai sejumlah bentuk kegiatan dan panduan dalam merancang pendampingan psikososial berbasis komunitas.

Tuesday, March 15, 2011

PFA Dasar untuk TK Carita Depok

INSAN PARAHITA – Inilah kegiatan perdana insan parahita, memberikan materi PFA (psychological first aid) pada pengurus, guru dan orang tua murid TK CARITA - Depok, dengan tiga pembicara : Dra. Tri Iswardani, M.Psi. Rahajeng Ikawahyu Indrawati, M.Psi dan Drs. Lukman S. Sriamin, M.Si.

Acara berlangsung lancar, mulai dari jam 09.15 s/d 12.30 WIB (23/01/2010). Adapun materi nya berupa dasar-dasar PFA ,  materi yang menguraikan apa itu bencana, apa dampak bencana (alam dan social) terus bagaimana sikap dan tindakan apa yang mesti dilakukan.

Monday, March 14, 2011

Pendampingan Psikososial Berbasis Komunitas

Pendampingan psikososial berbasis komunitas adalah segala upaya yang sistematis dan berkesinambungan dilakukan sebelum, selama dan sesudah bencana bersama elemen-elemen dalam komunitas yang disesuaikan dengan konteks komunitas untuk melindungi, meminimalisir resiko psikososial bencana dan mengatasi masalah psikososial akibat bencana. Dari batasan tersebut terlihat bahwa program ini mengutamakan partisipasi anggota masyarakat di mana masyarakat memainkan peran penting dalam setiap langkah  intervensi yang direncanakan. Partisipasi masyarakat diperlukan di lokasi yang berisiko terkena bencana karena alasan berikut (dikutip dari Sidabutar dkk., 2003) :
  1. Tenaga profesional kesehatan mental sangat terbatas jumlahnya, sedangkan masyarakat tidak mungkin menunggu terlalu lama untuk kesembuhan dirinya.
  2. Peristriwa traumatis sebagai dampak bencana biasanya menimpa masyaraat secara kolektif, sehinggga langkah-langkah pemulihan trauma sebaiknya dilakukan secara kolektif pula.
  3. Keluarga dekat dan komunitas adalah orang-orang pertama yang akan membantu jika terjadi masalah.
  4. Pemulihan sebaiknya mengintegrasikan cara-cara atau kearifan lokal yang telah ada yaitu adat-istiadat dan kebudayaannya.
  5. Masyarakat tidak dapat menggantungkan diri pada bantuan luar terus-menerus, perlu membangun kapasitas lokal.
  6. Masyarakat perlu meningkatkan sendiri ketangguhannya.
  7. Pada akhirnya, komunitaslah yang pertama kali akan memberikan perlindungan warga bila terjadi hal-hal yang tak diinginkan.