Wednesday, March 27, 2013

Banjir Menggenang

Hujan deras yang terjadi pada Selasa (26/3) pukul 22.00 Wib hingga Rabu (27/3) pukul 05.00 Wib di Wilayah Bandung Selatan telah menyebabkan Sungai Citarum Hulu meluap sehingga terjadi banjir. Banjir menggenangi 4 kecamatan, yaitu  Kecamatan Majalaya, Baleendah, Bojongsoang dan Dayeuhkolot di Kab. Bandung Prov Jawa Barat. Tinggi banjir antara 50-200 cm. Banjir ini mengakibatkan 5.051 rumah terendam dan 6.474 KK mengungsi di beberapa titik
 
Di Kec. Baleendah banjir menggenangi 2 kelurahan yaitu di Kel Andir dan Kel Baleendah. Di Kel Andir menggenangi 2.421 rumah meliputi 2.690 KK (10.577 jiwa), sedangkan di Kel Baleendah menggendangi 940 rumah meliputi 879 KK (2.562 jiwa). Di Kec. Dayeuhkolot banjir menggenangi 4 desa yaitu Desa Dayeuhkolot, Cangkuang Wetan, Pasawahan, dan Citeurep dengan jumlah rumah terendam 930 KK (2.273 jiwa). Di Kec. Bojongsoang banjir terjadi di Kampung Cijagra sebanyak 564 rumah berdampak pada 564 KK (1.602 jiwa). Di Kec. Majalaya banjir menggenangi 476 rumah yang berdampak pada 490 KK (1.892 jiwa).
 
Lokasi pengungsi tersebar di beberapa tempat seperti di Rusunawa Baleendah, Mesjid A’ Sofiah, Mesjid Al-Mustofa, PLN Dayeuhkolot, mesjid Al-Ihlas, Kantor Koramil, Kantor Polsek dan Kantor Kecamatan Dayeuhkolot, dan Gudang Tanggo Kecamatan Bojongsoang. Di Majalaya tidak ada pengungsian.
 
BPBD bersama TNI, Polri, PMI, Tagana, relawan, dan instansi terkait masih melakukan penanganan darurat dengan memberikan bantuan. Tidak ada korban jiwa. Posko darurat, pos kesehatan, dan dapur umum telah didirikan. Masyarakat telah terbiasa dengan banjir tersebut*(?) Dalam setahun banjir bisa terjadi hingga 10 kali*(?) Banyak faktor yang menyebabkan banjir di Baleendah dan sekitarnya, seperti kerusakan DAS, sedimentasi, pemanfaatan lahan bantaran sungai menjadi permukiman dan industri, sampah, dan sebagainya

Tuesday, June 19, 2012

Tsunami dan Kerbau

Saat Kerbau Meninggalkan Pantai
| Tri Wahono | Dibaca : 2818 kali
Senin, 11 Juni 2012 | 12:41 PM

Kerbau berendam di tepi pantai Desa Bunon, Teupah Barat, Simeulue, Aceh, akhir Maret 2012. Kerbau di kawasan tersebut menjadi salah satu penanda alam akan terjadinya bencana. Sebelum terjadi tsunami 2004, kerbau-kerbau berlarian ke perbukitan untuk menyelamatkan diri, demikian pula warga yang diwarisi pengetahuan kearifan tradisional, smong.

Oleh Agung Setyahadi dan Ahmad Arif

KOMPAS.com - Sesaat seusai gempa 9,2 skala Richter mengguncang Simeulue, Aceh, 26 Desember 2004, semenit sebelum pukul 08.00, ribuan kerbau yang biasa berendam di muara sungai sontak berlarian. Kerbau-kerbau itu berlomba dengan penduduk Simeulue mengungsi ke perbukitan sebelum tsunami menerjang.

Djoko Nurhadi Penasehat Insan Parahita

Telah berpulang kembali ke rumah Yang Kuasa, Djoko Nurhadi Penasehat Insan Parahita pada jam 1 dini hari ini tgl 24 Mei 2012 di RSCM Jkt.
Semoga almarhum diampuni segala dosa, seluruh amal ibadah diterima di sisi Allah SWT. dan keluarga yg ditinggalkan diberi ketabahan.