Saturday, May 21, 2011

Banjir dan Tips Kesiapannya

Banjir adalah dimana suatu daerah dalam keadaan tergenang oleh air dalam jumlah yang begitu besar. Sedangkan banjir bandang adalah banjir yang datang secara tiba-tiba yang disebabkan oleh karena tersumbatnya sungai maupun karena pengundulan hutan disepanjang sungai sehingga merusak rumah-rumah penduduk maupun menimbulkan korban jiwa.

Bencana banjir hampir setiap musim penghujan melanda Indonesia. Berdasarkan nilai kerugian dan frekuensi kejadian bencana banjir terlihat adanya peningkatan yang cukup berarti. Kejadian bencana banjir tersebut sangat dipengaruhi oleh faktor alam berupa curah hujan yang diatas normal dan adanya pasang naik air laut. Disamping itu faktor ulah manusia juga berperan penting seperti penggunaan lahan yang tidak tepat (pemukiman di daerah bantaran sungai, di daerah resapan, penggundulan hutan, dan sebagainya), pembuangan sampah ke dalam sungai, pembangunan pemukiman di daerah dataran banjir dan sebagainya.

Daerah Rawan Bencana

Secara histografi, Indonesia merupakan wilayah langganan gempa bumi dan tsunami. Pasca meletusnya Gunung Krakatau yang menimbulkan tsunami besar di tahun 1883, setidaknya telah terjadi 17 bencana tsunami besar di Indonesia selama hampir satu abad (1900-1996). Bencana gempa dan tsunami besar yang terakhir terjadi pada akhir 2004 di Aceh dan sebagian Sumatera Utara. Lebih dari 150.000 orang meninggal dunia. Tapi gempa bumi terjadi hampir di setiap tahun di Indonesia. Setelah gempa Aceh di akhir 2004, pada 2005 Pulau Nias dan sekitarnya juga dilanda gempa. Sekitar 1000 orang menjadi korban. Akhir Mei 2006 ini, giliran Yogyakarta dan sebagian Jawa Tengah diporakporandakan gempa bumi. Korban meningggal mencapai 5.000 orang lebih.

Saat Gempa Bumi dan Tips Menyelamatkan Diri

Gempa bumi merupakan peristiwa pelepasan energi yang menyebabkan dislokasi (pergeseran) pada bagian dalam bumi secara tiba-tiba.

Penyebab Terjadinya Gempa Bumi
  1. Proses tektonik akibat pergerakan kulit/lempeng bumi
  2. Aktivitas sesar di permukaan bumi
  3. Pergerakan geomorfologi secara lokal, contohnya terjadi runtuhan tanah
  4. Aktivitas gunung api
  5. Ledakan nuklir

Bencana Masa Lampau Di Indonesia


Jakarta :  Selama delapan bulan, Tim Studi Bencana  Katastropika Purba mencoba mencari dan meneliti fakta dan data bencana  di abad modern ataupun zaman purba yang katastropik atau dampaknya menghilangkan peradaban.

Seperti terjadi di Nanggroe Aceh Darussalam, 26  Desember 2004 silam, adalah megatsunami yang menghancurkan sebagian  peradaban di Tanah Rencong. Demikian rilis yang diterima Liputan6.com,  Ahad (24/4), dari Wisnu Agung Prasetya, asisten Staf Khusus Tim Studi  Bencana Katastropik Purba.

Saturday, May 14, 2011

Padang Bangun Kebun Binatang Pendeteksi Gempa

Riset pengurangan risiko bencana memanfaatkan insting hewan akan dibangun di Padang. Pembangunan kebun binatang mini akan dilakukan sebagai upaya mengurangi risiko bencana gempa dan tsunami. Hewan yang memiliki insting bagus tentang kebencanaan akan ditempatkan di lokasi tersebut nantinya.

Seberapa efektif menggunakan isnting hewan untuk memberikan peringatan dini bagi warga di pinggir pantai barat Samudera Hindia ini? Signal peringatan dini yang diberikan sejumlah hewan seperti Gajah, Burung Kuau, dan Siamang, akan dipantau menggunakan kamera pengintai.

Bencana Kubur Peradaban Indonesia

Bukan hal baru kalau negeri kita rawan bencana. Tak hanya saat ini, bencana telah terjadi di masa lalu. Sekretaris Direktur Jenderal Sejarah dan Purbakala Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, Soeroso mengatakan, bisa jadi ada peradaban di masa lalu yang terkubur akibat bencana.

Salah satu petunjuk, pada zaman kerajaan Mataram Kuno. Letusan Gunung Merapi menyebabkan eksodus penduduk besar-besaran. "Akibat letusan, lahan pertanian tertutup material, sehingga penduduk berpindah tempat tinggal," kata Soeroso, di Jakarta, Rabu 27 April 2011.

Dua Gempa Landa Indonesia Pagi Ini

Dua gempa di atas 5 skala Richter terjadi di dua tempat di Indonesia pagi ini. Gempa pertama terjadi pada pukul 04.43 di barat daya Cilacap, Jawa Tengah, dengan kekuatan 5,7 skala Richter. Gempa kedua terjadi di barat daya Bitung, Sulawesi Utara, pukul 08.19 WIB, Sabtu 14 Mei 2011, dengan kekuatan 5,5 skala Richter.

Gempa di Cilacap ini terjadi di laut, pada kedalaman 10 kilometer, 290 kilometer barat daya Cilacap atau 9,93 lintang selatan dan 107,6 bujur timur. Gempa ini tidak berpotensi tsunami.

Gempa di Bitung terjadi di laut pula di kedalaman 101 kilometer, 133 barat daya Bitung atau 0,25 lintang utara dan 125,14 bujur timur. Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika, gempa ini juga tidak berpotensi tsunami.• (sumber : VIVAnew)